Pengaertian Waqaf
Waqaf
dari segi bahasa ialah berhenti atau menahan.Sedangkan dari sudut istilah
tajwid Waqaf adalah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di
akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan.
Pembagian Waqaf
1.
WAQAF
IKHTIBARI (menguji atau mencoba). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan untuk
menguji qari’ atau menjelaskan agar diketahui cara waqaf dan ibtida’ yang
sebenarnya. Waqaf ini dibolehkan hanya dalam proses belajar mengajar, yang
sebenarnya tidak boleh waqaf menurut kaidah ilmu tajwid.
2.
WAQAF
IDHTHIRARI (terpaksa). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan dalam keadaan
terpaksa, mungkin karena kehabisan nafas, batuk atau bersin dan lain
sebagainya. Apabila terjadi waqaf ini, hendaklah mengulang dari kata tempat
berhenti atau kata sebelumya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh
ayat.
3.
WAQAF
INTIZHARI (menunggu). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang
diperselisihkan oleh ulama’ qiraat antara boleh dan tidak boleh waqaf. Untuk
menghormati perbedaan pendapat itu, sambil menunggu adanya kesepakatan,
sebaiknya waqaf pada kata itu, kemudian diulangi dari kata sebelumnya yang
tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat, dan diteruskan samapi tanda waqaf
berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua pendapat yang berbeda itu.
4.
WAQAF
IKHTIARI (pilihan). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang
dipilih, disengaja dan direncanakan, bukan karena ada sebab-sebab lain. Waqaf Ikhtiari terbagi menjadi 4 macam yaitu sebagai
berikut:
a.
ﺗﺂﻡّ (taamm) - waqaf sempurna - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan
pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di
tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari
bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya
maupun yang sesudahnya. Seperti waqaf pada الْمُفْلِحُوْنَ dalam ayat berikut :
اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ لا وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ البقرة : 5
Waqaf Tam bisa terjadi sebelum habisnya ayat, seperti waqaf pada kata اَذِلَّةٍ dalam ayat :
قَالَتْ اِنَّ الْمُلُوْكَ اِذَا دَخَلُوْا قَرْيَةً اَفْسَدُوْهَاوَجَعَلُوا اَعِزَّةَ اَهْلِهَا اَذِلَّةٍ وقف وِكَذَالِكَ يَفْعَلُوْنَ [ النمل : 34 ]
Waqaf Tam terkadang terjadi pada pertengahan ayat, seperti waqaf pada kata اِذْ جَاءَ نِيْ dalam ayat :
لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَاِذْ جَاءَ نِيْ وقف وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلإِنْسَانِ خَذُوْلاً [الفرقان :29]
- Dan waqaf Tam dapat terjadi pula sesudah habis ayat tambah sedikit, seperti waqaf pada kata وَبِاللَّيْلِ dalam ayat :
وَاِنَّكُمْ لَتَمُرُّوْنَ عَلَيْهِمْ مُصْبِحِيْنَ☼ وَبِاللَّيْلْ وقف اَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ [ الصفات : 137 - 138]
اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ لا وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ البقرة : 5
Waqaf Tam bisa terjadi sebelum habisnya ayat, seperti waqaf pada kata اَذِلَّةٍ dalam ayat :
قَالَتْ اِنَّ الْمُلُوْكَ اِذَا دَخَلُوْا قَرْيَةً اَفْسَدُوْهَاوَجَعَلُوا اَعِزَّةَ اَهْلِهَا اَذِلَّةٍ وقف وِكَذَالِكَ يَفْعَلُوْنَ [ النمل : 34 ]
Waqaf Tam terkadang terjadi pada pertengahan ayat, seperti waqaf pada kata اِذْ جَاءَ نِيْ dalam ayat :
لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَاِذْ جَاءَ نِيْ وقف وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلإِنْسَانِ خَذُوْلاً [الفرقان :29]
- Dan waqaf Tam dapat terjadi pula sesudah habis ayat tambah sedikit, seperti waqaf pada kata وَبِاللَّيْلِ dalam ayat :
وَاِنَّكُمْ لَتَمُرُّوْنَ عَلَيْهِمْ مُصْبِحِيْنَ☼ وَبِاللَّيْلْ وقف اَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ [ الصفات : 137 - 138]
b.
ﻛﺎﻒ (kaaf) - waqaf memadai - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan
pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau
bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat
sesudahnya. Seperti waqaf pada ☼يُوْقِنُوْنَ dalam ayat berikut :
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ج وَبِالأَخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ ☼ اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ لا وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ☼ [ البقرة : 4 – 5 ]
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ج وَبِالأَخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ ☼ اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ لا وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ☼ [ البقرة : 4 – 5 ]
c.
ﺣﺴﻦ (Hasan) - waqaf baik - yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa
memengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan
bacaan sesudahnya. Seperti waqaf pada ☼ الْعَالَمِـيْنَ dalam ayat berikut :
اَلْحَمْـدُ للهِ رَبِّ الْعَـالَمِـيْنَ☼ اَلرَّحْمـنِ الرَّحِيْـمِ ☼ مَـالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ☼
اَلْحَمْـدُ للهِ رَبِّ الْعَـالَمِـيْنَ☼ اَلرَّحْمـنِ الرَّحِيْـمِ ☼ مَـالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ☼
d.
ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih) - waqaf buruk - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan
bacaan secara tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat,
wakaf ini harus dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz
dan maknanya dengan bacaan yang lain. Seperti waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ dalam ayat berikut :
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ ☼ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَ تِهِمْ سَاهُوْنَ ☼
Waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ akan merusak arti atau maksud ayat. Maksud dari ayat adalah : “Neraka itu untuk orang-orang yang melalaikan shalat” Ketika waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ , maka maksud ayat lalu berubah menjadi :
“Neraka itu untuk orang-orang yang mengerjakan shalat" .
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ ☼ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَ تِهِمْ سَاهُوْنَ ☼
Waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ akan merusak arti atau maksud ayat. Maksud dari ayat adalah : “Neraka itu untuk orang-orang yang melalaikan shalat” Ketika waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ , maka maksud ayat lalu berubah menjadi :
“Neraka itu untuk orang-orang yang mengerjakan shalat" .
C.
TANDA-TANDA
WAQAF
1.
Tanda
mim ( مـ ) disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu
berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm
(sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan
lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( م ), memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun
sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya;
2.
Tanda
tho ( ﻁ ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
3.
Tanda
jim ( ﺝ ) adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun
diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
4.
Tanda
zha ( ﻇ ) bermaksud lebih baik tidak berhenti;
5.
Tanda
sad ( ﺹ ) disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas,
menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak
berhenti namun diperbolehkan
berhenti saat darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha
dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti
pada waqaf sad;
6.
Tanda
sad-lam-ya' ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari "Al-wasl
Awlaa" yang bermakna "wasal atau
meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah
lebih baik;
7.
Tanda
qaf ( ﻕ ) merupakan singkatan dari "Qeela
alayhil waqf" yang bermakna "telah dinyatakan boleh berhenti pada
wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih
baik meneruskan bacaan
walaupun boleh diwaqafkan;
8.
Tanda
sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari "Qad yoosalu"
yang bermakna "kadang kala boleh diwasalkan",
maka dari itu lebih baik
berhenti walau kadang kala
boleh diwasalkan;
9.
Tanda
Qif ( ﻗﻴﻒ ) bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti.
Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan
meneruskannya tanpa berhenti;
10. Tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ) menandakan berhenti
seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti
seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan;
11. Tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil
napas;
12. Tanda Laa ( ﻻ ) bermaksud "Jangan berhenti!".
Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika ia
muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika
berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak;
13. Tanda kaf ( ﻙ ) merupakan singkatan dari "Kathaalik"
yang bermakna "serupa". Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa
dengan waqaf yang sebelumnya muncul;
14. Tanda bertitik tiga ( ... ...)
yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq (Terikat). Waqaf ini
akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada
tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.
0 Response to "Tanda Waqaf dalam al-Qur'an"
Post a Comment